KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rakhmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Metabolime Sekunder Tumbuhan”.
Kami
menyadari bahwa keberhasilan penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung.
Semoga
segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Akhir kata kami mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan,. Amin.
Padang, Juni 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, tumbuhan memiliki
pertahanan yang melindungi tumbuhan tersebut dari pemangsa yang mengacam pehidupantumbuhan
tersebut. Banyak sistem pertahanan yang dimiliki oleh suatu tumbuhan,baik
menggunakan sistem mekanis seperti putri malu yang menutup dirinyasehingga
pemangsa tidak mau mengkonsumsinya. Selain itu ada pertahanan yang menggunakan zat kimia sehingga hewan yang
mengkonsumsinya akan merasakan rasa yang tidak enak atau mengalami
gangguan fisiologis sehingga hewan tersebut tidak ingin mengkonsumsi tumbuhan
tersebut.
Zat kimia yang menjadi salah satu pertahanan yang dimiliki tumbuhanadalah
metabolit sekunder. Metabolit sekunder merupakan hasil metabolisme yang
dikeluarkan tanaman. Selain pertahanan metabolit sekunder juga dapat digunakan
untuk keperluan manusia seperti obat, pewarna, pengharum, serta bumbu masak.
salah satu tumbuhan yang memiliki pertahanan diri menggunakam metabolisme
sekunder adalah serai. Akibat metabolisme yang
dikandung oleh serai,beberapa serangga mengalami gangguan jika terkena atau
menghirup metabolityang dikandung oleh serai karena memungkinkan terjadinya
gangguan fsiologis bagi serangga. Ketidaksukaan serangga terhadap metabolit
sekunder pertahanan serai menjadikannya salah satu bahan yang digunakan sebagai
pengusir serangga.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam peulisan makalah ini penulis hanya
membahas tentang :
a)
Pengertian metabolisme sekunder
b)
Kelompok metabolisme sekunder
c)
Fungsi masing-masing metabolisme
sekunder
C.
Tujuan
Penulisan
a) Untuk
mengetahui apa pengertian metabolisme sekunder
b) Untuk
mengetahui apa saja kelompok dari metaboilsme sekunder
c) Untuk
mengetahui fungsi masing-masing metabolisme sekunder
D. Manfaat Penulisan
Dalam
penulisan makalah ini dapat bermafaat sebagai menambah wawasan mengenai metabolisme sekunder.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Metabolit sekunder
merupakan senyawa metabolit
yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan
ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan
lainnya. Metabolit sekunder
adalah berbagai macam reaksi yang produknya tidak secara langsung terlibat
dalam pertumbuhan normal. Dalam hal ini metabolit sekunder berbeda dengan bahan
metabolit intermediet yang memang merupakan produk dari metabolisme normal.
Setiap
organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda,
bahkan satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu spesies
dalam
suatu kingdom. Senyawa ini selalu dihasilkan tetapi pada saat dibutuhkan atau
pada fase-fase tertentu. Fungsi metabolisme sekunder adalah untuk
mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan misalnya
mengatasi dari hama dan penyakit.
Contoh metabolisme sekunder salah satunya kopi yang
mengandung kafein.
B.
Kelompok
metabolisme sekunder
Klasifikasi metabolit sekunder menjadi 3 kelompok:
a) Terpenoid
(sebagian mengandung karbon dan hidrogen)
Contohnya monoterpena, seskuiterepena, diterpena,
triterpena, dan polimer terpena
b) Fenolik
( senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan memililki cincin benzena,
hidrogen dan oksigen) contohnya asam fenolat, kumarina, lignin, flavonoid, dan
tanin.
c) Senyawa
yang mengandung nitrogen. Contohnya alkaloid, dan glukosinolat
Beberapa contoh metabolisme sekunder :
Kelas
|
Contoh senyawa
|
Contoh sumber
|
Efek dan kegunaan
|
SENYAWA MENGANDUNG NITROGEN
|
|||
Alkaloid
|
Nikotin, kokain
teobromin
|
Tembakau, coklat
|
Mempengaruhi neurotransmisi dan
menghambat kerja enzim
|
TERPENOID
|
|||
Monoterpena
|
Mentol, linalool
|
Tumbuhan mint
|
Mempengaruhi neurotrasmisi,
menghambat trasnpor ion, anestetik
|
Diterpena
|
Gossyypol
|
kapas
|
Menghambat fosforilasi toksik
|
Triterpena, glikosida kardiak (
jantung
|
Digitogenin
|
digitalis
|
Stimulasi otot jantung
mempengaruhi transpor ion
|
Stereol
|
Spinasterol
|
bayam
|
Mempengaruhi kerja hormon
|
FENOLIK
|
|||
Asam fenolat
|
Kafeat, klorogenat
|
Semua tanaman
|
Menyebabkan kerusakan
oksidatif, timbulnya warna coklat pada buah dan wine
|
Tannius
|
Gallotanin, tanin
terkondensasi
|
Kacang-kacangan
|
Mengikat pritein,
enzim menghambat digesti. Antioksidan
|
Lignin
|
Lignin
|
Semua tanaman darat
|
Struktur,serat
|
C.
Fungsi
masing-masing metabolit sekunder
Senyawa-senyawa kimia hasil metabolit
sekunder tumbuhan diantaranya adalah:
1.
Alkaloid
Adalah sebuah golongan
senyawan basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di
tumbuhan. Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan sumber asal
molekulnya (precursors),didasari dengan metabolisme pathway (metabolic pathway)
yang dipakai untuk membentuk molekul itu. Alkaloid bersifat detoksifikasi,
bekerja menetralkan racun dalam tubuh.
2.
Saponin
Adalah jenis glikosida
yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin memiliki karakteristik berupa
buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk
buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut
dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit dan menyebabkan bersin serta iritasi
pada selaput lendir. Jika digunakan dengan benar saponin dapat
bermanfaat sebagai sumber anti bakteri dan anti virus, meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah, dan
mengurangi penggumpalan darah.
3.
Flavonoid
Adalah suatu kelompok
senyawa fenol yang terbesar yang ditemukan di alam. Senyawa-senyawa ini
merupakan zat warna merah, ungu, dan biru. Dan sebagai zat warna kuning yang ditemukan
dalam tumbuh-tumbuhan. Flavonoid berfungsi untuk melancarkan peredaran darah ke
seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh
darah, mengurangi kandungan kolesterol serta mengurangi penumbunan lemak
pada dinding pembuluh darah, mengurangi kadar risiko penyakit jantung koroner,
mengandung antiinflamasi (antiradang), berfungsi sebagai anti-oksidan, membantu
mengurangi rasa sakit jika terjadi pendarahan atau pembengkakan.
Pada
tanaman kedelai terkandung suatu senyawa yang merupakan senyawa metabolit
sekunder, yaitu senyawa isoflavon atau flavonoid. Kandungan isoflavon pada
kedelai berkisar 2–4 mg/g kedelai. Senyawa isoflavon ini pada umumnya berupa
senyawa kompleks atau konjugasi dengan senyawa gula melalui ikatan glukosida.
Jenis senyawa isoflavon ini terutama adalah genistin, daidzin, dan glisitin. Bentuk
senyawa demikian ini mempunyai aktivitas fisiologis kecil.
Senyawa
ini terdistribusi secara luas pada bagian-bagian tanaman, baik pada akar,
batang, daun, maupun buah, sehingga senyawa ini secara tidak disadari juga
terikut dalam menu makanan sehari-hari. Bahkan, karena sedemikian luas
distribusinya dalam tanaman maka dikatakan bahwa hampir tidak normal apabila
suatu menu makanan tanpa mengandung senyawa flavonoida/isoflavon ini. Hal
tersebut menunjukkan bahwa senyawa flavonoida tidak membahayakan bagi tubuh dan
bahkan sebaliknya dapat memberikan manfaat pada kesehatan.
Selama
proses pengolahan, baik melalui proses fermentasi maupun proses non-fermentasi,
senyawa isoflavon dapat mengalami transformasi, terutama melalui proses
hidrolisa sehingga dapat diperoleh senyawa isoflavon bebas yang disebut aglikon
yang lebih tinggi aktivitasnya. Senyawa aglikon tersebut adalah genistein,
glisitein, dan daidzein.
Bentuk-bentuk
produk olahan makanan tersebut sekaligus merupakan sumber isoflavon potensial
untuk menunjang kesehatan tubuh kita. Berdasarkan hal tersebut maka
mengkonsumsi kedelai dalam bentuk produk olahan terfermentasi lebih dianjurkan.
4.
Polifenol
Adalah kelompok zat
kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki tanda khas yakni memiliki
banyak gugus fenol dalam molekulnya. Polifenol berperan dalam memberi warna
pada suatu tumbuhan seperti warna daun saat musim gugur. Pada beberapa
penelitian disebutkan bahwa kelompok polifenol memiliki peran sebagai
antioksidan yang baik untuk kesehatan. Antioksidan polifenol dapat mengurangi
risiko penyakit jantung dan pembuluh darah serta kanker. Terdapat penelitian
yang menyimpulkan polifenol dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sebagian besar tanaman penghasil senyawa
metabolit sekunder memanfaatkan senyawa tersebut untuk mempertahankan diri.
Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder (seperti: quinon, flavonoid,
tanin, dll.) yang membuat tanaman lain tidak dapat tumbuh di sekitarnya. Hal
ini disebut sebagai alelopati. Berbagai senyawa metabolit sekunder telah
digunakan sebagai obat atau model untuk membuat obat baru, contohnya adalah
aspirin yang dibuat berdasarkan asam salisilat yang secara alami terdapat pada
tumbuhan tertentu.
Manfaat lain dari metabolit sekunder adalah
sebagai pestisida dan insektisida, contohnya adalah rotenon dan rotenoid.
Beberapa metabolit sekunder lainnya yang telah digunakan dalam memproduksi
sabun, parfum.
Manfaat lain dari metabolit sekunder adalah sebagai pestisida dan insektisida contohnya adalah rotenon dan rotenoid. Beberapa metabolit sekunder lainnya yang telah
digunakan dalam memproduksi sabun, parfum, minyak herbal, pewarna, permen
karet, dan plastik alami adalah resin, antosianin, tanin, saponin, dan minyak
volatil.
B.
Saran
Mengingat potensi kandungan
isoflavon pada kedelai dan produk-produk turunannya, maka pengembangan produk
dalam bentuk makanan fungsional/makanan kesehatan dipandang sebagai upaya
terobosan yang mempunyai arti strategis, baik ditinjau dan segi tekno-ekonomi
maupun dan segi kesehatan. Berdasarkan potensi senyawa isoflavon maka berbagai
jenis produk dapat didesain, baik kandungan maupun bentuknya, sesuai dengan
tujuan pembuatan produk. Untuk itu, penelitian terapan dan investasi diperlukan
untuk realisasi pengembangan produk-produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, /2010/07/ metabolisme-sekunder.html
R. Verpoorte, A. W. Alfermann (2000). Metabolic
engineering of plant secondary metabolism.
Springer. ISBN 978-0-7923-6360-6.Page.1-3
S. J. H. Rizvi, V. Rizvi (2008). Thin
layer chromatography in phytochemistry. CRC Press.
ISBN 978-1-4200-4677-9.Page.60-66
http://id.wikipedia.org/wiki/Metabolit_sekunder