Nyamuk Aedes Aegypty |
Brasil membuka peternakan nyamuk yang memproduksi pasukan nyamuk jantan hasil rekayasa genetika untuk memerangi penyakit demam berdarah.
Demam berdarah masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia. Baru-baru ini otoritas
kesehatan Brasil telah memimpin dalam memerangi demam berdarah, tidak dengan
vaksin melainkan dengan nyamuk. Beberapa waktu yang lalu mereka mengumumkan
telah memperluas program pengendalian penyakitnya dan membuka sebuah
peternakan nyamuk dalam skala besar di negara bagian timur laut dari Bahia.
Peternakan tersebut
bukan menghasilkan koleksi berbagai nyamuk, akan tetapi memproduksi pasukan
nyamuk jantan hasil rekayasa genetika yang digunakan untuk memerangi penyakit demam berdarah.
Di laboratorium, nyamuk jantan secara genetik dimodifikasi untuk membawa gen
mematikan terhadap virus dengue. Nyamuk-nyamuk jantan tersebut kemudian
dilepaskan ke alam bebas untuk kawin dengan nyamuk betina (yang sebenarnya
menggigit manusia - karena membutuhkan darah untuk telur mereka) dan begitu gen
mematikan diteruskan kepada keturunannya, anak-anaknya mati dalam tahap larva
dan tidak pernah menjadi dewasa.
Target dari pengembangan peternakan ini adalah memerangi demam berdarah, yang pada saat ini tidak ada vaksinnya, dan pencegahan yang telah dilakukan sebagian besar telah gagal.
Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) mengklasifikasikan dengue sebagai infeksi virus yang ditularkan
oleh nyamuk yang menyebabkan penyakit seperti flu yang parah dan kadang-kadang
komplikasi yang berpotensi mematikan yang disebut demam berdarah. Data dari
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS melaporkan transmisi penyakit
demam berdarah di daratan Amerika Serikat sebagian besar karena perjalanan ke
daerah-daerah sub-tropis dan tropis, dan data dari WHO menunjukkan angka
kejadian demam berdarah telah meningkat 30 kali lipat selama lebih dari 50
tahun. Menurut data statistik terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 50
– 100 juta infeksi diperkirakan terjadi setiap tahun di lebih dari 100
negara endemik, menempatkan hampir setengah dari populasi dunia beresiko untuk
tertular.
Di Brazil, tahun ini
saja Departemen Kesehatan mencatat 431.194 infeksi, dengan Rio de Janeiro
sebagai yang terdepan dalam jumlah kasus. Sementara pemerintah Brasil telah
berusaha kampanye lain melawan nyamuk, Menteri Kesehatan Brasil Alexandre
Padilha menegaskan upaya ini baru bisa menjadi jawaban untuk mengendalikan
epidemi demam berdarah di negara ini.
Peternakan di Bahia
merupakan suatu kemitraan antara pemerintah Brasil dan Moscamed, sebuah lembaga
yang mengkhususkan diri dalam produksi serangga transgenik untuk kontrol
biologis hama menggunakan penelitian dan metode yang dikembangkan oleh
universitas Brasil dan juga oleh Oxitec (perusahaan Inggris). Peternakan
tersebut akan menghasilkan pada kapasitas maksimum sekitar 4 juta jantan steril
dari nyamuk Aedes Aegyptis (pembawa demam berdarah) per minggu.
Lembaran Informasi
proyek Moscamed mengklaim bahwa sejak awal pada bulan Februari 2011 telah
merilis lebih dari 10 juta transgenik jantan. Badan tersebut juga mengatakan
bahwa selama bulan ini lebih dari 95% dari larva di dua lingkungan yang berfungsi
sebagai komunitas tes transgenik atau rekayasa genetika ditemukan tidak
mencapai dewasa.
Meskipun ada banyak
perhatian tentang metode alternatif pengelolaan penyakit, para pejabat
kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup bersikap skeptis dan prihatin dengan
konsekuensi jangka panjang dari proyek ini. Dalam kasus yang terjadi baru-baru
ini di Key West, Florida, Oxitec menguji proyek serupa dalam blok seluas 36 hektar
persegi dekat Pemakaman Key West. Para pejabat dari Koalisi Lingkungan Florida
Keys mengirim surat kepada Gubernur Florida, Rick Scott yang isinya merinci
bagaimana mereka tidak ingin menjadi "kelinci percobaan" dari proyek tersebut.
"Meskipun kepedulian publik mengenai nyamuk rekayasa genetika semakin
meningkat dan serius, tidak ada indikasi bahwa Badan Pengendalian Obat dan
Makanan (FDA) AS atau setiap badan federal atau negara lain telah mengevaluasi
keamanan dari rencana perusahaan tersebut, walaupun telah ada analisis
independen untuk memeriksa kesehatan masyarakat atau dampak lingkungan dari
proyek ini, " lanjut surat itu.
Di Brazil, Moscamed
mengadakan pembicaraan dengan penduduk setempat sebelum percobaan dimulai.
Badan ini juga mencetak brosur yang menjelaskan proses dan mengirimkan wakil ke
sekolah-sekolah untuk berbicara dengan anak-anak. Dengue adalah fakta yang
diketahui umum di Brazil dan begitu juga kampanye untuk menanggulanginya. Media
sosial, televisi, radio dan media didominasi oleh slogan dan kampanye
anti-demam berdarah yang diluncurkan oleh pemerintah.
Menurut siaran oleh
negara bagian Bahia, proyek tersebut dibayar dari dana pemerintah negara bagian dan
federal, dengan biaya sekitar $ 1,6 juta, dan bertujuan untuk mengendalikan
penularan penyakit. Pemerintah negara bagian dan federal juga menghabiskan
jutaan dolar setiap tahun dalam kampanye untuk mendidik masyarakat dan untuk
memperlambat prokreasi (perkembangbiakan) nyamuk. Peneliti Brasil juga bekerja
dengan Institute Pasteur Perancis dalam pengembangan dan uji coba vaksin
terhadap virus.
"Kami akan bekerja
untuk membawa teknologi ini ke kota dengan tingkat perkembangan nyamuk yang
lebih tinggi, seperti Jacobina dan Itabuna, di mana akan mungkin untuk
menganalisis dalam kondisi yang tepat. Ingatlah bahwa kita masih dalam tahap
penelitian dan tidak secara rutin menggunakan teknik ini" kata sekretaris
kesehatan negara, Jorge Solla, dalam siaran pers ketika mengumumkan fasilitas
baru tersebut. Setelah fase pengujian, Solla mengatakan proyek akan diperluas.
Kembali ke AS, Oxitec
juga melakukan pengujian di negara-negara lain. Strain dari nyamuk OX513A telah
memiliki persetujuan pengaturan untuk impor dan kandungan (di laboratorium)
untuk pengujian di Brasil, Kepulauan Cayman, Perancis, India, Malaysia,
Singapura, Thailand, Amerika Serikat dan Vietnam. Uji coba lapangan juga telah
diadakan di Grand Cayman dan Malaysia, dalam skala kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar