Jumat, 01 November 2013

nyamuk aedes memang tangguh :D


Nyamuk Aedes aegypti berhubungan erat dengan manusia dan tempat tinggal mereka. Manusia tidak hanya menyediakan nyamuk dengan makanan darah tetapi juga wadah penampungan air di dalam dan sekitar rumah untuk melengkapi perkembangan hidupnya. Nyamuk meletakkan telur pada sisi wadah air dan telur tersebut menetas menjadi larva setelah hujan atau banjir. Larva berubah menjadi pupa dalam waktu sekitar seminggu dan menjadi nyamuk dalam dua hari. Selain itu, manusia juga memberikan perlindungan kepada nyamuk Aedes aegypti dengan menyediakan tempat yang dingin dan gelap, seperti lemari yang memberikan kemampuan kepada mereka untuk menggigit di dalam ruangan.

Aedes aegypti merupakan nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain membawa virus dengue, Aedes aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya. Penyebaran nyamuk jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, Aedes aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue yang luas di desa dan kota.

Harus diakui, akan sangat sulit untuk mengontrol atau memberantas nyamuk Aedes Aegypti, karena mereka memiliki kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang membuat mereka sangat tangguh, bahkan setelah gangguan akibat fenomena alam (kekeringan, misalnya) atau intervensi manusia (misalnya tindakan pengendalian). Salah satu adaptasi tersebut adalah kemampuan telur untuk bertahan di kondisi ekstrim, seperti bertahan hidup tanpa air selama beberapa bulan pada dinding bagian dalam kontainer air. Sebagai contoh, jika kita menghilangkan semua larva, pupa, dan bahkan nyamuk dewasa Aedes aegypti dari sebuah kontainer, populasinya bisa pulih kembali dalam dua minggu kemudian sebagai akibat dari telur menetas setelah hujan atau penambahan air untuk wadah menyimpan telurnya.
Sangat mungkin bahwa Aedes aegypti terus merespons atau beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Sebagai contoh, baru-baru ini para peneliti menemukan bahwa nyamuk Aedes aegypti mampu mengalami perkembangan hingga menjadi nyamuk dewasa di septic tank rusak atau terbuka di Puerto Rico, menghasilkan produksi ratusan atau ribuan nyamuk Aedes aegypti dewasa per hari.

Secara umum, diharapkan bahwa intervensi kontrol mampu mengubah penyebaran spasial dan temporal dari nyamuk Aedes aegypti dan mungkin juga dapat mengubah pola pemanfaatan habitat. Untuk alasan ini, studi serangga harus dimasukkan untuk memberikan dukungan sebelum dan selama operasi pengendalian vektor.
You might also like:

1 komentar: