Nyamuk Aedes aegypti berhubungan erat dengan manusia dan tempat tinggal mereka. Manusia tidak hanya menyediakan nyamuk dengan makanan
darah tetapi juga wadah penampungan air di dalam dan sekitar rumah untuk melengkapi perkembangan
hidupnya. Nyamuk
meletakkan telur pada sisi wadah air dan telur
tersebut menetas menjadi larva setelah hujan atau banjir. Larva berubah
menjadi pupa dalam
waktu sekitar seminggu dan menjadi
nyamuk dalam dua hari.
Selain itu, manusia juga memberikan
perlindungan kepada nyamuk Aedes aegypti dengan menyediakan tempat yang dingin dan gelap, seperti lemari yang memberikan kemampuan kepada mereka untuk
menggigit di dalam ruangan.
Aedes
aegypti
merupakan nyamuk yang dapat membawa virus dengue
penyebab penyakit demam berdarah. Selain membawa virus dengue, Aedes aegypti juga merupakan pembawa
virus demam kuning (yellow fever) dan
chikungunya. Penyebaran nyamuk jenis
ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai
pembawa virus dengue, Aedes aegypti merupakan
pembawa utama (primary vector) dan
bersama Aedes albopictus menciptakan
siklus persebaran dengue yang luas di desa dan kota.
Harus diakui,
akan sangat sulit untuk mengontrol atau memberantas nyamuk
Aedes Aegypti, karena mereka memiliki
kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang membuat mereka sangat tangguh, bahkan setelah gangguan akibat fenomena
alam (kekeringan, misalnya)
atau intervensi manusia (misalnya tindakan pengendalian). Salah satu
adaptasi tersebut adalah kemampuan
telur untuk bertahan di
kondisi ekstrim, seperti bertahan hidup tanpa
air selama beberapa bulan pada
dinding bagian dalam kontainer air. Sebagai contoh, jika kita menghilangkan semua larva, pupa, dan bahkan nyamuk dewasa Aedes
aegypti dari sebuah kontainer,
populasinya bisa pulih kembali dalam
dua minggu kemudian sebagai akibat dari
telur menetas setelah hujan atau penambahan
air untuk wadah menyimpan
telurnya.
Sangat mungkin bahwa Aedes aegypti terus merespons
atau beradaptasi dengan perubahan
lingkungan. Sebagai contoh, baru-baru
ini para peneliti menemukan bahwa nyamuk Aedes aegypti mampu mengalami perkembangan hingga
menjadi nyamuk dewasa di septic tank rusak atau terbuka di Puerto Rico, menghasilkan produksi
ratusan atau ribuan nyamuk Aedes aegypti
dewasa per hari.
Secara umum, diharapkan bahwa intervensi kontrol mampu mengubah penyebaran spasial dan temporal dari nyamuk Aedes aegypti dan mungkin juga dapat mengubah pola pemanfaatan habitat. Untuk alasan
ini, studi serangga harus
dimasukkan untuk memberikan dukungan
sebelum dan selama operasi pengendalian vektor.
You might also like:
Info yang sangat bermanfaat. Terimakasih banyak
BalasHapusSalam dari kami: Cara Menaikkan Trombosit